Ajaibnya Doa: Senjata yang Tak Pernah Rusak – Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr #NasehatUlama
Beliau menyebutkan contoh yang berkaitan dengan kisah hidup Umar bin Khattab. Beliau berkata, “Umar meminta tolong untuk mengalahkan musuhnya dengan doa.” Padahal Umar adalah prajurit terhebat, (beliau berdoa) karena doa adalah senjata, yang dengannya kemenangan atas musuh diminta. Dengan doalah cara mengalahkan musuh.
Oleh karena itu, kau dapati dalam al-Quran dan Sunah Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam berbagai doa yang semuanya adalah memohon kemenangan atas musuh dengan doa. Betapa perlunya orang-orang di zaman ini untuk memohon kepada Allah Subẖānahu wa ta’ālā agar dimenangkan atas musuh mereka, dan menjadikan tipu daya musuh mereka menimpa lehernya sendiri.
Dahulu apabila Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam takut dengan musuh, beliau berdoa:”Ya Allah, sungguh kami jadikan Engkau di leher (hadapan) mereka, dan kami berlindung kepada-Mu dari keburukan mereka.” (HR. Abu Dawud) Inilah meminta pertolongan kepada Allah dengan doa. Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Kalian ditolong dan diberi rezeki hanyalah dengan orang-orang lemah di tengah kalian.” (HR. Abu Dawud) Yakni, dengan doa dan keikhlasan mereka.
Doa adalah kebutuhan, faktor yang kuat, dan senjata yang ampuh. “Inilah senjata yang takkan pernah rusak,” seperti yang dikatakan oleh Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah—semoga Allah merahmatinya. Inilah senjata yang sangat hebat. Umat Islam harus bersegera kembali kepada Allah, apalagi di zaman ini, di mana para musuh sudah menguasai mereka, dan keburukan banyak tersebar, umat Islam harus berlindung kepada Allah Subẖānahu wa ta’ālā, agar Allah balikkan tipu daya musuh pada leher-leher mereka sendiri, dan agar dapat menolong orang-orang lemah dari kalangan umat Islam di semua tempat, dan agar dapat menolong orang-orang yang menolong agama Allah Subẖānahu wa ta’ālā.
Beginilah, meminta tolong dengan doa, sebagaimana dahulu Umar bin Khattab memohon kemenangan atas musuhnya dengan doa, padahal dia adalah prajurit terhebat di antara mereka. Umar pernah berkata kepada para sahabat Nabi, “Kalian tidaklah menang karena banyaknya jumlah, tapi kalian dimenangkan dari langit.” Yaitu, dengan doa. Ditolong dari langit dengan doa, dengan kembali kepada Allah, dan berlindung kepada-Nya Subẖānahu wa ta’ālā. Umar bin Khattab—semoga Allah meridainya—juga pernah berkata, “Aku tak punya kuasa atas terkabulnya doa, tapi kewajibanku hanyalah berdoa. Jika aku diberi petunjuk untuk berdoa, niscaya akan dikabulkan, karena Allah berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagimu.’” (QS. Ghafir: 60)
=====================================================================================================
وَذَكَرَ أَمْثِلَةً مِمَّا يَتَعَلَّقُ بِسِيْرَةِ عُمَرَ
قَالَ: كَانَ يَسْتَنْصِرُ بِهِ عَلَى عَدُوِّهِ
وَكَانَ أَعْظَمَ جُنْدٍ
وَالسِّلَاحُ… وَالدُّعَاءُ سِلَاحٌ وَيُسْتَنْصَرُ بِهِ عَلَى الْأَعْدَاءِ
يُسْتَنْصَرُ بِهِ عَلَى الْأَعْدَاءِ وَلِهَذَا تَجِدُ فِي الْقُرْآنِ
وَفِي سُنَّةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَدْعِيَةً
كُلَّهَا اسْتِنْصَارٌ عَلَى الْعَدُوِّ بِالدُّعَاءِ
وَكَمْ يَحْتَاجُ النَّاسُ فِي هَذَا الزَّمَانِ
أَنْ يُلِحُّوْا عَلَى اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَنْ يَنْصُرَهُمْ عَلَى عَدُوِّهِمْ
وَأَنْ يَجْعَلَ كَيْدَ عَدُوِّهِمْ فِي نَحْرِهِ
كَانَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ إِذَا خَافَ عَدُوًّا قَالَ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَجْعَلُكَ فِي نُحُورِهِمْ
وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شُرُورِهِمْ
هَذَا اسْتِنْصَارٌ بِالدُّعَاءِ
وَقَدْ قَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ
إِنَّمَا تُنْصَرُونَ وَتُرْزَقُونَ بِضُعَفَائِكُمْ
بِدُعَائِهِمْ وَإِخْلَاصِهِمْ
الدُّعَاءُ ضَرُورَةٌ وَسَبَبٌ عَظِيمٌ وَسِلَاحٌ مَتِينٌ
يَنْبَغِي… سِلَاحٌ لَا يَخْبُو
كَمَا يَقُولُ شَيْخُ الْإِسْلَامِ ابْنُ تَيْمِيَّةَ رَحِمَهُ اللهُ
سِلَاحٌ عَظِيمٌ جِدًّا
يَنْبَغِي عَلَى الْمُسْلِمِينَ أَنْ يَفْزَعُوا إِلَى اللهِ
وَلَا سِيَّمَا فِي هَذَا الزَّمَانِ الَّذِي تَسَلَّطَ فِيْهِ الْأَعْدَاءُ
وَكَثُرَ فِيهِ كَثُرَتْ فِيهِ شُرُورٌ أَنْ يَفْزَعُوا إِلَى اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
أَنْ يَرُدَّ كَيْدَ الْأَعْدَاءِ فِي نُحُوْرِهِمْ
وَأَنْ يَنْصُرَ الْمُسْتَضْعَفِيْنِ مِنَ الْمُسْلِمِينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ
وَأَنْ يَنْصُرَ مَنْ نَصَرَ دِيْنَ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
هَذَا اسْتِنْصَارٌ بِالدُّعَاءِ
قَالَ عُمَرُ… كَانَ عُمَرُ يَسْتَنْصِرُ بِهِ عَلَى عَدُوِّهِ
وَكَانَ أَعْظَمَ جُنْدِهِمْ
وَكَانَ يَقُولُ لِلصَّحَابِةِ: لَسْتُمْ تُنْصَرُونَ بِالْكَثْرَةِ
وَإِنَّمَا تُنْصَرُونَ مِنَ السَّمَاءِ أَيْ بِالدُّعَاءِ
مِنَ السَّمَاءِ أَيْ بِالدُّعَاءِ بِالْفَزَعِ إِلَى اللهِ
وَاللُّجُوءِ إِلَيْهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
وَكَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَقُولُ
إِنِّي لَا أَحْمِلُ هَمَّ الْإِجَابَةِ
وَلَكِنَّ هَمَّ الدُّعَاءِ
فَإِذَا أُلْهِمْتُ الدُّعَاءَ فَإِنَّ الْإِجَابَةَ مَعَهُ
لِأَنَّ اللهَ يَقُولُ: ادْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ